Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila tahun ajaran 2022/2023 untuk siswa Fase E kelas 10 SMA SANTO THOMAS 2 MEDAN mengambil subtema “Gaya Hidup Berkelanjutan (Daur Ulang Sampah dan Hidroponik)”. Project ini dilaksanakan selama ±14 hari mulai Senin, 3 – 14 April 2023. Project penguatan profil pelajar Pancasila ini merupakan kelanjutan dari project I dengan subtema "Kearifan Lokal". Project penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Project ini bertujuan agar para siswa mampu memahami dampak dari setiap kegiatan manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya, khususnya bagaimana melakukan pengelolaan sampah di sekitarnya. Salah satu masalah terbesar yang tengah dihadapi oleh dunia adalah pengelolaan sampah. Gaya hidup berkelanjutan terjadi karena kegiatan manusia dan berpengaruh kepada cara kita hidup dan masa depan bumi. Berbagai isu/ permasalahan dalam gaya hidup berkelanjutan global, kita dapat beraksi dalam membantu keberlanjutan (sustainability) hidup di bumi.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan/komunitas harus mampu membangun kesadaran dari seluruh tingkatan masyarakatnya mengenai sampah yang dihasilkan setiap harinya, dan bagaimana peran kita dalam mengurangi bahaya sampah di bumi. Dengan adanya aksi sehari-hari yang dapat dilakukan sebagai komunitas, kita juga berperan dalam keberlanjutan kehidupan di bumi. Semoga melalui project ini peserta didik dan guru serta seluruh warga sekolah mendapatkan pengetahuan/wawasan luas dan bekal tentang pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai karakter yang sesuai dengan penguatan profil pelajar pancasila.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, project penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis project yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan project penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Project penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran project tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan project penguatan profil pelajar Pancasila.
Panduan pengembangan project penguatan profil pelajar Pancasila ini memuat penyiapan ekosistem sekolah, desain project penguatan profil pelajar Pancasila, mengelola project penguatan profil pelajar Pancasila, pengolahan asesmen dan melaporkan hasil project penguatan profil pelajar Pancasila, serta evaluasi dan tindak lanjut project penguatan profil pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam himbauan Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang pendidikan dalam hal selubung karakter yang sesuai dengan satuan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0.
Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang demokrasi serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karena itu, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, Pelajar Indonesia juga diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang dimodifikasi serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karena itu, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Berkebinekaan global.
Bergotong-royong.
Mandiri
Bernalar kritis.
Kreatif
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong serta bernalar kritis merupakan dimensi yang diterapkan pada Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila kedua Fase E di kelas X yang dikoordinatori oleh Bapak Parulian Manurung, S.Pd. dengan Tema “Gaya Hidup Berkelanjutan: Daur Ulang Sampah dan Hidroponik”.
Gaya hidup berkelanjutan dengan daur ulang sampah anorganik diperlukan adanya kesadaran manusia bahwa setiap orang wajib untuk mengurangi penggunaan sampah plastik baik secara individu maupun secara sosial. Gaya hidup berkelanjutan daur ulang sampah dan hidroponik juga merupakan salah satu aktivitas agar tetap melindungi bumi dengan memprioritaskan penggunaan sumber daya alam terbarukan daripada menggunakan sumber daya yang tidak dapat memaksimalkan dan menghasilkan energi kotor. Adapun beberapa perilaku gaya hidup berkelanjutan adalah :
Konsumsi energi yang bertanggung jawab
Mobilitas yang berkelanjutan
Konsumsi makanan organik
Gaya berpakai dari sampah plastik
Daur ulang sampah (3R)
Berbagi pengalaman kepada teman sejawat.
Salah satu kegiatan yang sesuai dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” yaitu mendaur ulang sampah anorganik dan hidroponik. Daur ulang sampah anorganik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu kegiatan daur ulang sampah anorganik yaitu mengolah sampah sebagai barang yang dapat dimanfaatkan menjadi barang layak jual. Ada beberapa upaya daur ulang sampah menjadi barang layak jual yang dilakukan oleh Para Siswa Fase E Kelas X SMA Santo Thomas 2 Medan salah satunya adalah dengan mengubah plastik minuman kemasan menjadi tas dan juga dompet yang unik. Untuk bisa mengubah plastik bekas minuman kemasan dibutuhkan keterampilan menjahit dan juga bungkus minuman yang sejenis. Hal itu dikarenakan jika bungkus minumannya berbeda tas akan menjadi tidak menarik.
Selain plastik bekas minuman kemasan, para siswa mengubah pakaian berbahan jeans, katun, sutra, dan nilon untuk dijadikan sebagai barang yang layak jual. Beberapa bentuk daur ulang limbah yang dilakukan adalah mengubah pakaian berbahan jeans menjadi tas wanita yang cantik dan unik. Selanjutnya, untuk berbahan katun, sutra, dan nilon dijadikan jenis ikat rambut dan scrunchie yang bagus dan layak jual. Sampah Koran dan kardus juga termasuk sampah anorganik yang dapat dijadikan juga sebagai barang yang layak jual. Para siswa memiliki ide kreatif dari bahan koran dijadikan sebagai handbag, gaun, dan guci. Sedangkan kardus dibentuk menjadi lapisan cermin hias dan kotak tisu yang dilapisi dengan kain bekas.
Tidak hanya itu, para siswa memanfaatkan kayu bekas dan batok kelapa yang ada di lingkungan sekitar dan tidak digunakan lagi. Kayu bekas diubah menjadi hiasan dinding dan meja santai. Kayu bekas itu dipotong, dicencang, dan dibentuk serta dilukis sedekimian rupa sehingga menjadi hiasan dinding dan meja yang menarik. Sedangkan batok kelapa yang telah terkumpul dibersihkan, lalu diampelas sehingga permukaanya halus. Selanjutnya, diberi cat minyak agar permukaan batok kelapa mengilat dan dijadikan asbak rokok yang memilki nilai seni dan jual.
Disamping itu, subtema hidroponik juga dilaksanakan oleh para siswa. Hidroponik atau tirta tani adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Penggunaan sistem hidroponik untuk bercocok tanam bisa meminimalisasi atau menghilangkan hama yang menjadi musuh utama tanaman. Tanaman yang dihasilkan lebih banyak. Karena biasanya banyak tanaman yang terbuang sia-sia akibat dimakan atau diserang hama. Sehingga hasil tanamannya jauh lebih banyak.
Melalui kegiatan project penguatan profil pelajar pancasila dengan tema gaya hidup berkelanjutan, peserta didik diharapkan mampu menerapkan dimensi dari profil pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, bernalar kritis serta bergotong royong. Kegiatan project penguatan profil pelajar pancasila (P5) telah berjalan selama sembilan (14) hari berjalan dengan lancar. Kegiatan project terlaksana dengan sangat baik dan antusias oleh peserta didik. Banyak perubahan dari setiap individu peserta didik menuju yang lebih baik dalam menyelamatkan bumi sesuai dengan dimensi profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, bernalar kritis dan bergotong royong.